Nomenclatura De Los Horizontes Del Suelo Soil Taxonomy

Berikut adalah artikel lengkap tentang nomenklatur horison tanah dalam taksonomi tanah, yang memenuhi kriteria yang Anda berikan:

Nomenclatura Horison Tanah dalam Taksonomi Tanah: Panduan Komprehensif

Memahami bahasa tanah adalah kunci untuk mengungkap rahasia kesuburan, pengelolaan, dan konservasinya. Nomenklatur horison tanah, fondasi dari taksonomi tanah, menyediakan sistem terstruktur untuk mengidentifikasi, menggambarkan, dan mengklasifikasikan lapisan-lapisan berbeda yang membentuk profil tanah. Artikel ini menyelami kedalaman nomenklatur horison tanah, menjelaskan simbol-simbol, kriteria, dan signifikansinya dalam konteks taksonomi tanah.

Pendahuluan

Taksonomi tanah adalah sistem klasifikasi tanah yang komprehensif, didasarkan pada sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan terukur. Sistem ini menggunakan nomenklatur horison tanah sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan membedakan berbagai jenis tanah. Horison tanah adalah lapisan-lapisan yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah dan berbeda dalam karakteristik fisik, kimia, dan biologis. Nomenklatur horison tanah menyediakan cara standar untuk menggambarkan lapisan-lapisan ini, memungkinkan para ilmuwan tanah dan praktisi pertanian untuk berkomunikasi secara efektif tentang sifat-sifat tanah dan perilakunya.

Horison Utama

Horison utama adalah lapisan-lapisan dasar yang membentuk profil tanah. Masing-masing horison utama ditandai dengan huruf besar yang menunjukkan sifat-sifat dominannya. Berikut adalah horison utama yang paling umum dan karakteristik utamanya:

O Horison: Horison organik yang terbentuk di permukaan tanah. Horison ini didominasi oleh bahan organik yang membusuk dalam berbagai tahap dekomposisi. Horison O biasanya ditemukan di hutan, lahan gambut, dan ekosistem lain di mana akumulasi bahan organik lebih besar daripada laju dekomposisinya.
A Horison: Horison mineral yang terbentuk di permukaan atau di bawah horison O. Horison ini dicirikan oleh akumulasi bahan organik yang bercampur dengan bahan mineral. A horison seringkali lebih gelap dari horison di bawahnya karena keberadaan bahan organik.
E Horison: Horison eluvial yang mengalami kehilangan lempung, besi, dan aluminium melalui pelindian. Horison E biasanya berwarna lebih terang daripada horison di atas dan di bawahnya karena hilangnya konstituen-konstituen ini. Horison ini sering ditemukan di bawah horison O atau A dan di atas horison B.
B Horison: Horison iluvial yang mengalami akumulasi lempung, besi, aluminium, humus, karbonat, gipsum, atau silika. Horison B terbentuk di bawah horison A, E, atau O dan ditandai dengan konsentrasi bahan-bahan yang telah dipindahkan dari horison di atasnya.
C Horison: Horison yang sedikit lapuk yang terletak di bawah horison A, E, atau B. Horison C terdiri dari bahan induk yang belum banyak mengalami pelapukan atau alterasi pedogenik. Horison ini dapat berupa batuan dasar yang lapuk, endapan aluvial, atau bahan glasial.
R Lapisan: Lapisan batuan dasar yang keras dan padat yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Lapisan R terletak di bawah horison C dan mewakili bahan induk dari tanah.

Subdivisi Horison

Horison utama dapat dibagi lagi menggunakan angka dan huruf kecil untuk menunjukkan variasi dalam sifat-sifatnya. Angka digunakan untuk menunjukkan subdivisi vertikal dalam horison yang sama, sedangkan huruf kecil digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat tertentu.

Angka

Angka digunakan untuk membedakan antara subdivisi vertikal dalam horison yang sama. Misalnya, A1 dan A2 menunjukkan dua subdivisi yang berbeda dalam horison A. A1 mungkin merupakan lapisan permukaan dengan kandungan bahan organik yang lebih tinggi, sedangkan A2 mungkin merupakan lapisan bawah dengan kandungan bahan organik yang lebih rendah.

Huruf Kecil

Huruf kecil digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat spesifik dari horison tanah. Berikut adalah huruf kecil yang paling umum dan artinya:

p: Dibajak atau terganggu. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang telah diolah oleh aktivitas pertanian.
t: Akumulasi lempung. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang memiliki akumulasi lempung, biasanya melalui proses iluviasi.
g: Gleying. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang menunjukkan tanda-tanda reduksi akibat kondisi jenuh air. Horison gleyed seringkali berwarna abu-abu atau kebiruan.
r: Batuan dasar yang lapuk. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang terdiri dari batuan dasar yang lapuk.
k: Akumulasi karbonat. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang memiliki akumulasi karbonat, biasanya kalsium karbonat.
m: Indurasi. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang telah mengeras atau tersementasi.
w: Perkembangan warna atau struktur. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang telah mengalami perkembangan warna atau struktur tetapi tidak memenuhi kriteria untuk penunjukan lain.
x: Fragipan. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang memiliki fragipan, lapisan padat dan rapuh yang menghambat pertumbuhan akar dan pergerakan air.
ss: Slickensides. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang memiliki slickensides, permukaan licin yang terbentuk akibat pergeseran lempung.
q: Akumulasi silika. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang memiliki akumulasi silika.
s: Akumulasi sesquioksida (besi dan aluminium). Penunjukan ini digunakan untuk horison yang memiliki akumulasi sesquioksida.
o: Akumulasi sesquioksida yang terhidrasi (besi dan aluminium). Penunjukan ini digunakan untuk horison yang memiliki akumulasi sesquioksida yang terhidrasi.
a: Bahan organik yang sangat terurai (saprik). Penunjukan ini digunakan untuk horison organik yang didominasi oleh bahan organik yang sangat terurai.
e: Bahan organik yang terurai sedang (hemik). Penunjukan ini digunakan untuk horison organik yang didominasi oleh bahan organik yang terurai sedang.
i: Bahan organik yang sedikit terurai (fibrik). Penunjukan ini digunakan untuk horison organik yang didominasi oleh bahan organik yang sedikit terurai.
b: Horison yang terkubur. Penunjukan ini digunakan untuk horison yang telah terkubur oleh endapan sedimen atau bahan lain.

Horison Transisi

Horison transisi adalah lapisan-lapisan yang memiliki sifat-sifat dua horison utama. Horison transisi ditandai dengan dua huruf besar, dengan huruf yang dominan tercantum pertama. Misalnya, AB menunjukkan horison transisi yang memiliki sifat-sifat baik horison A maupun horison B, tetapi lebih dominan sifat-sifat horison A. BA menunjukkan horison transisi yang memiliki sifat-sifat baik horison A maupun horison B, tetapi lebih dominan sifat-sifat horison B.

Contoh Profil Tanah

Berikut adalah beberapa contoh profil tanah dan nomenklatur horisonnya:

Profil Tanah Hutan: O-A-E-Bt-C
Profil Tanah Padang Rumput: A-Bt-C
Profil Tanah Gurun: A-Bk-C
Profil Tanah Gambut: O-C

Aplikasi Nomenklatur Horison Tanah

Nomenklatur horison tanah memiliki banyak aplikasi dalam ilmu tanah dan pengelolaan lahan. Beberapa aplikasi utama meliputi:

Klasifikasi Tanah: Nomenklatur horison tanah digunakan untuk mengklasifikasikan tanah ke dalam berbagai ordo, subordo, kelompok besar, subkelompok, famili, dan seri dalam sistem taksonomi tanah.
Pemetaan Tanah: Nomenklatur horison tanah digunakan untuk menggambarkan dan memetakan berbagai jenis tanah di lapangan.
Interpretasi Tanah: Nomenklatur horison tanah digunakan untuk menginterpretasikan sifat-sifat tanah dan perilakunya untuk berbagai penggunaan lahan, seperti pertanian, kehutanan, dan pembangunan.
Pengelolaan Tanah: Nomenklatur horison tanah digunakan untuk mengembangkan praktik pengelolaan tanah yang tepat untuk berbagai jenis tanah.
Konservasi Tanah: Nomenklatur horison tanah digunakan untuk mengidentifikasi tanah yang rentan terhadap erosi dan degradasi, dan untuk mengembangkan praktik konservasi tanah yang efektif.

Tantangan dan Pertimbangan

Meskipun nomenklatur horison tanah menyediakan sistem yang berharga untuk menggambarkan dan mengklasifikasikan tanah, ada beberapa tantangan dan pertimbangan yang perlu diingat:

Variabilitas: Tanah sangat bervariasi, dan mungkin sulit untuk secara akurat menggambarkan semua variasi dalam profil tanah menggunakan nomenklatur standar.
Subjektivitas: Deskripsi horison tanah dapat bersifat subjektif, dan interpretasi yang berbeda dapat mengarah pada klasifikasi yang berbeda.
Kompleksitas: Sistem nomenklatur dapat menjadi kompleks dan sulit untuk dipelajari dan diterapkan, terutama bagi mereka yang baru dalam ilmu tanah.
Perubahan: Tanah terus berubah, dan profil tanah dapat berubah seiring waktu karena faktor-faktor seperti pelapukan, erosi, dan aktivitas manusia.

Kesimpulan

Nomenklatur horison tanah adalah alat penting bagi para ilmuwan tanah, praktisi pertanian, dan siapa pun yang tertarik untuk memahami dan mengelola tanah. Dengan menyediakan cara standar untuk menggambarkan dan mengklasifikasikan lapisan-lapisan tanah, nomenklatur horison tanah memungkinkan kita untuk berkomunikasi secara efektif tentang sifat-sifat tanah dan perilakunya. Memahami nomenklatur horison tanah sangat penting untuk klasifikasi tanah, pemetaan tanah, interpretasi tanah, pengelolaan tanah, dan konservasi tanah. Meskipun ada beberapa tantangan dan pertimbangan yang perlu diingat, manfaat menggunakan nomenklatur horison tanah jauh lebih besar daripada keterbatasannya. Dengan terus mengembangkan dan menyempurnakan sistem nomenklatur, kita dapat meningkatkan pemahaman kita tentang tanah dan mengelola sumber daya penting ini secara lebih efektif.